Masih ingat masa pemilu 2004, Dimana pasangan Beye dan JK melaju mulus menjadi Presiden Dan Wakil Presiden ? Padahal Beye adalah sosok yang jarang cuap-cuap, tapi kenapa kita begitu tersihir dengan sosoknya ? Yap betul, Pencitraan.
SBY saya akui memiliki kekuatan politik pencitraan yang sangat kuat. Berikut adalah mengapa beliau sangat diminati oleh rakyat tahun 2004:
1. Penampilan
Hal Utama Politik Pencitraan adalah Penampilan. Penampilan seseorang bisa membuat Citra yang tentu akan membuat orang lain terpesona. Seperti kita ketahui, penampilan beye yang kebapak-bapakan, berwibawa, taat beragama, dan lemah lembut menjadi faktor utama mulusnya Politik Pencitraan yang diusung Beye.
2. Ucapan
Yap betul, jika kita sudah terpengaruh pada penampilan, "Pengucapan" hanya tinggal kita poles sesuai penampilan yang kita usung. Jika beye menampilkan sosok yang berwibawa, maka ucapannya pun disesuaikan. Nada datar, mengusung diskusi dibanding perang urat syaraf, lemah lembut, dan Sabar.
Tapi sayang, ketamakan yang dimiliki beye sehingga dia "Nekat" mencalonkan diri sendiri (demokrat) melaju diputaran Pemilu menjadikan lawan politinya berang. Ketakutan masyarakat akan Orde baru pun muncul. Politik Pencitraan yang diusung beye pun jadi membusuk, karena rakyat sudah bosan dan muak akan ucapan dan keleletan yang ada pada diri beye.
Alih alih demokrasi pun jadi hambar. Beye enggan dikritik, momen untuk meyakinkan masyarakat dia gunakan untuk pencitraan bukan langkah pasti, dan nasib bangsa jadi terombang ambing tidak jelas.
Beye lengser ? tinggal menunggu waktu saja.
SBY saya akui memiliki kekuatan politik pencitraan yang sangat kuat. Berikut adalah mengapa beliau sangat diminati oleh rakyat tahun 2004:
1. Penampilan
Hal Utama Politik Pencitraan adalah Penampilan. Penampilan seseorang bisa membuat Citra yang tentu akan membuat orang lain terpesona. Seperti kita ketahui, penampilan beye yang kebapak-bapakan, berwibawa, taat beragama, dan lemah lembut menjadi faktor utama mulusnya Politik Pencitraan yang diusung Beye.
2. Ucapan
Yap betul, jika kita sudah terpengaruh pada penampilan, "Pengucapan" hanya tinggal kita poles sesuai penampilan yang kita usung. Jika beye menampilkan sosok yang berwibawa, maka ucapannya pun disesuaikan. Nada datar, mengusung diskusi dibanding perang urat syaraf, lemah lembut, dan Sabar.
Tapi sayang, ketamakan yang dimiliki beye sehingga dia "Nekat" mencalonkan diri sendiri (demokrat) melaju diputaran Pemilu menjadikan lawan politinya berang. Ketakutan masyarakat akan Orde baru pun muncul. Politik Pencitraan yang diusung beye pun jadi membusuk, karena rakyat sudah bosan dan muak akan ucapan dan keleletan yang ada pada diri beye.
Alih alih demokrasi pun jadi hambar. Beye enggan dikritik, momen untuk meyakinkan masyarakat dia gunakan untuk pencitraan bukan langkah pasti, dan nasib bangsa jadi terombang ambing tidak jelas.
Beye lengser ? tinggal menunggu waktu saja.
0 komentar:
Post a Comment