Sukes ? Mungkin benak pertama yang saudara bayangkan ialah prestasi belajar yang memuaskan, atau memiliki materi yang melimpah, jabatan yang kian tahun kian tinggi, penghasilan yang tiap bulan selalu bertambah, atau bahkan ada pula yang mengartikan kesuksesan itu sebagai arti sukes mendidik anak, beristrikan shalihah, dan masih banyak lagi. Semua opini tersebut memang sah-sah saja, karena penilaian seseorang itu tak mungkin semuanya sama, pasti ada saja yang berbeda.
Lantas bagaimana menggapai kesuksesan ? sering kita lihat acara-acara televisi bertemakan "kiat-kiat menempuh kesuksesan" atau "10 langkah menuju kesuksesan" dan berbagai acara-acara lain yang memporsikan kesuksesan dengan ragam pikiran mereka. Tapi apakah itu sudah cukup mendorong anda menjadi manusia yang sukses ? tentu jawabannya BELUM. Mengapa ?
Perlu para pembaca ketahui, dalam mencapai kesuksesan tak dibutuhkan sebuah kiat, tak perlu trik atau cara-cara, atau ceramah dari berbagai orang-orang kaya dan para pejabat negara. Tapi sukses itu hanya membutuhkan satu kata kunci yaitu semangat. Karena dengan kata semangat, lahirlah berbagai keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Sebagai contoh : Kita ingin menjadi pengusaha yang sukses. Lantas apa yang kita harus lakukan ? Hanya satu yang dibutuhkan, yaitu semangat. Karena dengan sendirinya, semangat tersebut mampu melahirkan elemen kerja keras yang senantiasa terpompa oleh semangat itu sendiri. Dan dengan kerja keras tersebut, lahirlah kegagalan. Tapi dikarenakan "semangat" masih menyelimuti kerja keras kita, maka kegagalan tersebut bukan menjadi final atau tolak ukur, tapi menjadi pondasi-pondasi perjalanan karir kita sehingga terciptalah kedewasaan berfikir dan inovasi yang senantiasa berkembang tiap periodenya. Setelah inovasi tersebut terbentuk, dikarenakan "semangat" masih menyelimuti jiwa kita, maka inovasi tersebut tidak dijadikan tolak ukur kesuksesan, tapi dijadikan berbagai bibit-bibit pengalaman sehingga pada pertarungan yang lebih keras nanti, kita mempunyai bekal yang sungguh luar biasa kekuatannya, yaitu "pengalaman". Dan setelah pengalaman itu tertanam, dikarenakan "semangat" masih mengalir dalam kehidupan kita, maka pengalaman tersebut tidak dijadikan sebagai alat bukti kemenangan kita, tapi justru dijadikan alat bukti kekalahan kita. Mengapa ? Karena dengan kalah, dikarenakan "semangat" masih kita miliki, kita akan kembali pada awal proses perjalanan kita. Kita semangat, kemudian kerja keras, gagal, berinovasi, mempunya pengalaman, dan terus seiring roda berputar, kita tetap merasa paling bawah dan sedang mencoba merangkak naik, padahal orang disamping kita melihat kita sebagai orang yang sukses, yaitu orang yang tak pernah lelah dalam berkerja dan berinovasi.
Lantas bagaimana menggapai kesuksesan ? sering kita lihat acara-acara televisi bertemakan "kiat-kiat menempuh kesuksesan" atau "10 langkah menuju kesuksesan" dan berbagai acara-acara lain yang memporsikan kesuksesan dengan ragam pikiran mereka. Tapi apakah itu sudah cukup mendorong anda menjadi manusia yang sukses ? tentu jawabannya BELUM. Mengapa ?
Perlu para pembaca ketahui, dalam mencapai kesuksesan tak dibutuhkan sebuah kiat, tak perlu trik atau cara-cara, atau ceramah dari berbagai orang-orang kaya dan para pejabat negara. Tapi sukses itu hanya membutuhkan satu kata kunci yaitu semangat. Karena dengan kata semangat, lahirlah berbagai keinginan dan kerja keras untuk mencapai sesuatu yang dicita-citakan. Sebagai contoh : Kita ingin menjadi pengusaha yang sukses. Lantas apa yang kita harus lakukan ? Hanya satu yang dibutuhkan, yaitu semangat. Karena dengan sendirinya, semangat tersebut mampu melahirkan elemen kerja keras yang senantiasa terpompa oleh semangat itu sendiri. Dan dengan kerja keras tersebut, lahirlah kegagalan. Tapi dikarenakan "semangat" masih menyelimuti kerja keras kita, maka kegagalan tersebut bukan menjadi final atau tolak ukur, tapi menjadi pondasi-pondasi perjalanan karir kita sehingga terciptalah kedewasaan berfikir dan inovasi yang senantiasa berkembang tiap periodenya. Setelah inovasi tersebut terbentuk, dikarenakan "semangat" masih menyelimuti jiwa kita, maka inovasi tersebut tidak dijadikan tolak ukur kesuksesan, tapi dijadikan berbagai bibit-bibit pengalaman sehingga pada pertarungan yang lebih keras nanti, kita mempunyai bekal yang sungguh luar biasa kekuatannya, yaitu "pengalaman". Dan setelah pengalaman itu tertanam, dikarenakan "semangat" masih mengalir dalam kehidupan kita, maka pengalaman tersebut tidak dijadikan sebagai alat bukti kemenangan kita, tapi justru dijadikan alat bukti kekalahan kita. Mengapa ? Karena dengan kalah, dikarenakan "semangat" masih kita miliki, kita akan kembali pada awal proses perjalanan kita. Kita semangat, kemudian kerja keras, gagal, berinovasi, mempunya pengalaman, dan terus seiring roda berputar, kita tetap merasa paling bawah dan sedang mencoba merangkak naik, padahal orang disamping kita melihat kita sebagai orang yang sukses, yaitu orang yang tak pernah lelah dalam berkerja dan berinovasi.

0 komentar:
Post a Comment