Rakornas Partai Demokrat Baru Saja selesai. Aroma politik tentu tak pernah lepas dari agenda kegiatan ini. Apalagi rakornas berdekatan dengan bermasalahnya salah satu kader Demokrat, Nazaruddin. Kontan, para politikus, pengamat politik, dan tentu lawan politik ikut"an nimbrung di ranah yang seharusnya hanya untuk partai demokrat saja.
Beye dalam pidatonya menegaskan, bahwa kader bermasalah tidak akan menggoyahkan kesatuan partai. Pun pidato serupa yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Tapi dalam kacamata politik, hal ini tentu tetap mengundang reaksi dan opini. Benarkah beye tidak takut ?
- Bermula dari Spanduk Rakronas, "SelamatKan Partai" .. Dalam pandangan awam, kalimat tersebut tak bermakna apa-apa. Tapi jika diteliti, kalimat tersebut mengindikasikan Demokrat khawatir, takut, risih, ingin berontak, pada masalah yang belum Pasti bahwa itu Masalah. Maksudnya Nazarudin belum ditetapkan sebagai tersangka, begitu pula kasusnya masih jadi perdebatan, tapi Demokrat sudah kalang kabut menyikapinya.
- Beye enggan membahas Nazaruddin saat rakornas nanti, Katanya. Tapi nyatanya ? "Kader Bermasalah" selalu diucapkan beye. Kita tentu tahu siapa itu kader bermasalah.
- Diundangnya KPK dalam Rakornas. Opini politik tentu sangat kental terhadap aksi demokrat tersebut. Ini mengindikasikan, bahwa demokrat ingin cepat-cepat meyakini para anggotanya bahwa "ini loh kpk, dia akan berikan statemen bahwa anas tidak bersalah" ... Lagi lagi ini masalah pencitraan.
Dari 3 itu saja, mengindikasikan bahwa Beye tetap khawatir. Munafik memang, tapi yah kita tidak usah heran, politik pencitraan sudah kental di dalam partai ini. Kebusukan diatasi dengan Pencitraan, bukan sistem dan kepastian yang jelas.
Beye dalam pidatonya menegaskan, bahwa kader bermasalah tidak akan menggoyahkan kesatuan partai. Pun pidato serupa yang disampaikan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum. Tapi dalam kacamata politik, hal ini tentu tetap mengundang reaksi dan opini. Benarkah beye tidak takut ?
- Bermula dari Spanduk Rakronas, "SelamatKan Partai" .. Dalam pandangan awam, kalimat tersebut tak bermakna apa-apa. Tapi jika diteliti, kalimat tersebut mengindikasikan Demokrat khawatir, takut, risih, ingin berontak, pada masalah yang belum Pasti bahwa itu Masalah. Maksudnya Nazarudin belum ditetapkan sebagai tersangka, begitu pula kasusnya masih jadi perdebatan, tapi Demokrat sudah kalang kabut menyikapinya.
- Beye enggan membahas Nazaruddin saat rakornas nanti, Katanya. Tapi nyatanya ? "Kader Bermasalah" selalu diucapkan beye. Kita tentu tahu siapa itu kader bermasalah.
- Diundangnya KPK dalam Rakornas. Opini politik tentu sangat kental terhadap aksi demokrat tersebut. Ini mengindikasikan, bahwa demokrat ingin cepat-cepat meyakini para anggotanya bahwa "ini loh kpk, dia akan berikan statemen bahwa anas tidak bersalah" ... Lagi lagi ini masalah pencitraan.
Dari 3 itu saja, mengindikasikan bahwa Beye tetap khawatir. Munafik memang, tapi yah kita tidak usah heran, politik pencitraan sudah kental di dalam partai ini. Kebusukan diatasi dengan Pencitraan, bukan sistem dan kepastian yang jelas.
0 komentar:
Post a Comment