Setelah puluhan tahun impian untuk tampil dipiala dunia belum tercapai, Indonesia berkesempatan untuk tampil diajang paling bergengsi didunia tersebut. Bukan lewat ajang play off, namun lewat cara menjadi Tuan Rumah Piala Dunia. Pemerintah melalui Jusuf Kalla saat itu mengatakan bahwa Indonesia akan mencalonkan menjadi tuan rumah piala dunia 2022.
Sontan masyarakat pun bersorak gembira. Pemugaran serta pembangunan beberapa stadion baru pun mulai dicanangkan.. Masyarakat begitu antusias dan optimis bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk menyelenggarakan pesta bola terbesar dunia itu.
Tapi seiring bergantinya waktu, seiring bergantinya roda pemerintahan, impian untuk menjadi tuan rumah piala dunia 2022 pun harus dibuang jauh-jauh. Itu diakibatkan Pemerintah yang hingga detik ini belum memberikan persetujuan untuk menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022. Padahal syarat mutlak untuk menjadi tuan rumah piala dunia adalah ada surat resmi menyatakan persetujuan dari pemerintah lokal.
Sebenarnya faktornya bukan hanya itu, sikap anarkisme menjadi faktor yang tak boleh dihilangkan begitu saja. Lihatlah akhir-akhir ini. Bukannya saling bahu membahu menjalin persaudaraan malah gencar melakukan perang urat yang sebenarnya tak perlu terjadi. Aksi-aksi sok heroik para suporter sepak bola lokal dengan membajak kereta api, menghancurkan metro mini, merusak fasilitas stadion, menjadi catatan hitam persepakbolaan Indonesia.
Huh, kalo begini terus Indonesia tak akan pernah Maju dan Mandiri. Sepertinya tampil dipiala dunia hanya sekedar mimpi yang tak mungkin akan menjadi kenyataan.
Sontan masyarakat pun bersorak gembira. Pemugaran serta pembangunan beberapa stadion baru pun mulai dicanangkan.. Masyarakat begitu antusias dan optimis bahwa Indonesia mampu bersaing dengan negara lain untuk menyelenggarakan pesta bola terbesar dunia itu.
Tapi seiring bergantinya waktu, seiring bergantinya roda pemerintahan, impian untuk menjadi tuan rumah piala dunia 2022 pun harus dibuang jauh-jauh. Itu diakibatkan Pemerintah yang hingga detik ini belum memberikan persetujuan untuk menjadi Tuan Rumah Piala Dunia 2022. Padahal syarat mutlak untuk menjadi tuan rumah piala dunia adalah ada surat resmi menyatakan persetujuan dari pemerintah lokal.
Sebenarnya faktornya bukan hanya itu, sikap anarkisme menjadi faktor yang tak boleh dihilangkan begitu saja. Lihatlah akhir-akhir ini. Bukannya saling bahu membahu menjalin persaudaraan malah gencar melakukan perang urat yang sebenarnya tak perlu terjadi. Aksi-aksi sok heroik para suporter sepak bola lokal dengan membajak kereta api, menghancurkan metro mini, merusak fasilitas stadion, menjadi catatan hitam persepakbolaan Indonesia.
Huh, kalo begini terus Indonesia tak akan pernah Maju dan Mandiri. Sepertinya tampil dipiala dunia hanya sekedar mimpi yang tak mungkin akan menjadi kenyataan.
0 komentar:
Post a Comment